Minggu pagi.... Seperti biasa, aku duduk selonjoran di depan TV sambil minum segelas kopi
3 in 1. Jam baru menunjukkan pukul 7 pagi, film Gals baruuu aja beres, en masih ada sejam setengah lagi sebelon Conan mulai. Aku melirik ke arah pintu..
Di situ ada seseorang melihat ke arahku. Untungnya aku bukan tipe orang yang gampang freak out. Aku menyapanya.
Halo... sini masuk... mau nonton ? Dia sama sekali tak menjawab, hanya tersenyum dan berjalan ke arahku sambil menyerahkan sesuatu.
Apa ini? Tetap dia tak menjawab dan dari matanya aku pikir dia ingin aku menerima benda yang ia bawa.
Panah??? Aku memperhatikan benda itu... Bentuknya seperti panah, hanya saja tanpa anak panah. Matanya masih berbinar dan menunjuk ke arah sebuah benda kecil di pangkal panah itu. Hmm...sebuah benda dari karet. Bentuknya... seperti.. seekor laba-laba?
Laba-laba? Ya benar, seekor laba-laba. Ternyata benda yang ia bawa adalah sebuah mainan berupa jalur untuk laba-laba yang berbentuk seperti panahan. Lucu... aku tak tahu ada mainan seperti itu. Sangat sederhana, tidak seperti jenis2 mainan lain yang aku pernah lihat. Tanpa kabel listrik, tanpa remote control, bahkan tak butuh energi. Hanya gravitasi yang membantu mainan itu bekerja.
Aku tersenyum pada anak itu dengan pandangan...
terus lo mau gua ngapain benda ini?... Dia membalas senyumku lalu menarik kursi kecil di depanku, dan duduk di depan TV. Aku makin bingung, mau apa dia????
Yudii... yudiii... Aku mendengar suara panggilan dari luar rumah. Siapa pula Yudi. Tiba-tiba dia berdiri dan melihat ke arahku, senyum telah hilang dari wajahnya. Seorang wanita tua masuk ke rumahku
Neng, aya Yudi ka dieu? Belum sempat aku menjawab, wanita itu sudah mulai berbicara lagi
Tah geuningan aya di dieu budak teh... sugan teh ngaleungit ka mana Oo... rupanya wanita ini mencarinya.
Ieu teh namina Yudi ceu? Aduh.. muhun neng.. punten bilih ngaganggu... mangga ah uih heula.. Wanita itu kemudian menggendong Yudi ke luar dan membawanya pergi. Yudi tampaknya masih ingin menonton bersamaku.
Atos atu Ceu, sina ameng di dieu we...Dan akhirnya pagi aku lewatkan bermain dengan seorang anak yang baru kukenal saat itu. Umurnya baru 2 tahun lebih... Tak mengenalku, tapi memilih untuk mengunjungiku pagi itu.